RS Stella Maris Makassar

Social Media --> Instagram : @rsstellamaris | YouTube : RS Stella Maris Makassar

“Melayani Dalam Semangat Kasih”

Jalan Somba Opu No 273, Makassar - Sulawesi Selatan

CALL CENTER

0813 60 888 100 / 0411 - 871391

WHATSAPP

0813 98 888 200

Social Media --> Instagram : @rsstellamaris | YouTube : RS Stella Maris Makassar

“Melayani Dalam Semangat Kasih”

Jalan Somba Opu No 273, Makassar - Sulawesi Selatan

CALL CENTER

0813 60 888 100 / 0411 - 871391

WHATSAPP

0813 98 888 200

Spritualitas JMJ

Social Media :

Instagram : @rsstellamaris | YouTube : RS Stella Maris Makassar
"Melayani Dalam Semangat Kasih"

Jalan Somba Opu No 273, Makassar - Sulawesi Selatan

CALL CENTER

0813 60 888 100 / 0411 - 871391

WHATSAPP

0813 98 888 200

Spritualitas JMJ

Tiap Masalah Perlu Diusut, Tiap Tantangan Memerlukan Tindak Lanjut
Cita Dan Asa Perlu Terus Dirajut Karena Masa Depan RS Stella Maris Masih Terus Berlanjut

PATER MATHIAS WOLFF

Pater Mathias Wolff, merupakan pribadi yang terbentuk dalam situasi zamannya, dimana banyak anak-anak dan kaum muda yang tidak mendapat perhatian alias terbelakang dalam hal pendidikannya. Melihat kenyataan, ia tergerak hati untuk mendidik mereka ini. Dia adalah seorang pribadi yang akrab dengan rakyat jelata, periang, pandai berceritera dan punya imaginasi yang kuat.

Dia juga sebagai manusia yang sungguh sadar akan kepentingan orang lain. Hidupnya dinamis, salah satu ciri kuat dari kepribadiannya adalah ia pemberani dan tabah serta dapat mengambil resiko. Ia seorang yang tidak mudah menyerah, pekerja keras. Sikap juangnya adalah selalu mencari jalan keluar bagi orang yang membutuhkan pembebasan.

 

Pendiri Konggregasi JMJ adalah seorang yang dianugerahi kharisma khusus, ia membiarkan diri dibimbing oleh Tuhan, dan selalu membuka hati untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan pelayanan, bagi pendidikan anak-anak / kaum muda, dan dalam perkembangannya ada kebutuhan untuk perawatan orang sakit dan pemeliharaan para lansia.

Pater Mathias Wolff, bukan orang yang sibuk mencari kehormatan diri sendiri, yang dicarinya adalah hal yang berkenan kepada Tuhan, perhatiannya yang mendalam adalah untuk kepentingan dunia dan untuk orang-orang yang berada dalam situasi sulit. Ia menemukan kekuatannya dalam Tuhan dan ia taat pada kehendakNya.

Konggregasi JMJ dalam karya Kesehatan di kelola oleh Yayasan Ratna Miriam dan PT Citra Ratna Nirmala (PT. CRN).

Semangat Pelayanan dari 2 lembaga ini merupakan Manifestasi dari Spiritualitas Konggregasi JMJ, warisan pendiri (Pater Mathias Wolff) yang sifatnya mengacu kepada : Semangat kesiap sediaan melayani penuh kasih sayang serta mampu menyesuaikan diri dalam memberikan pelayanan yang holistic, karena sakit yang diderita seseorang bukan hanya mengenai fisiknya tapi seluruh eksistensinya. Sakit atau penderitaan bukan hanya soal medis tapi langsung menyentuh hakikat manusia (bdk.GS,10):

  • Dengan semangat kesiap sediaan melayani dan dapat menyesuaikan diri
  • Menghormati nilai-nilai yang dianut pasien
        (perhatikan karakter : umur, suku, agama, pendidikan, dan menghargai pasien tanpa membeda-bedakan status sosialnya).
  • Pasien adalah tamu yang sakit dan yang menderita. Diterima dengan Hospitality (keramah-tamahan), tidak kasar.
  • Option For The Poor (Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat miskin).
  • Menghormati martabat manusia artinya pasien berhak mendapat informasi mengenai penyakitnya dan pengobatan yang dijalaninya.
  • Menjaga kenyamanan fisik, serta adanya kepuasan pasien di layani.
  • Mewujudkan sikap setia dalam tugas, dan melayani pasien tanpa menuntut balas jasa (imbalan / tip dari pasien).
  • Para petugas agar sederhana dalam penampilan namun rapih.
  • Menguasai diri, sabar dan rendah hati, murah hati menolong pasien.
  • Dukungan emosional untuk mengurangi rasa takut dan kecemasan pada pasien.
  • Menjalankan Pastoral Care, dan menjadikan Pastoral Care sebagai “Mahkota pelayanan” Rumah Sakit.
 
 

Tanggal 29 Juli 1822, Pather Wolff mendirikan sebuah Institut dengan nama “Pedagogie Chretienne” (Lembaga Pendidikan Kristiani) nama lain juga: Perkumpulan PT Van Werkhoven. Spiritualitas “Pedagogie Chretienne,” digerakkan oleh Roh, Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Digerakkan oleh Roh yang sama, para suster diutus untuk mewartakan khabar sukacita kepada orang-orang miskin.” Pengertian Pedagogie Chretienne Dalam Akte Pendirian Societas JMJ tahun 1823 Societas mengambil nama “PEDAGOGIE CHRETIENNE” sebagai nama “samaran” yang adalah sama dengan Suster-Suster Santa Perawan Maria atau Societas Jesus Maria Joseph. Mula-mula nama itu dipakai bersamaan kemudian nama Suster-suster JMJ yang dipertahankan (Roh Yang Menggerakkan hal. 13). Dalam Prakata Retret 10 hari tahun 1828 P. Wolff merangkum apa yang menjadi Spiritualitas Konggregasinya: “Roh yang menggerakkan kita adalah juga Roh yang telah menggerakkan Yesus untuk pergi dari kota ke kota untuk mewartakan kabar sukacita kepada orang-orang miskin” (Luk.9:2). Yesus tidak memilih jalanNya sendiri tetapi Roh Kudus yang mengutusNya. Teks Injil ini yang memberi inspirasi kepada P. Wolff ketika ia menulis: “Sebagaimana para rasul diutus pada waktu itu, demikian pula kita diutus untuk mewartakan kabar sukacita , menyembuhkan orang-orang sakit dan untuk melaksanakan karya-karya belas kasih dan untuk mendidik anak-anak miskin. “Penting sekali bahwa kita menyapa satu sama lain dengan penuh rasa hormat, karena bersama-sama kita mempertaruhkan diri untuk karya yang Allah ” (Roh Yang Menggerakkan hal. 14-15). Dalam kesatuan kita, kita hanya mencari kemuliaan Allah. Kita harus menganggap luhur pekerjaan kita, karena hanya mencari yang sungguh baik dalam segalanya. Spiritualitas lembaga kita meminta dari kita untuk terus menerus mengusahakan yang terbaik. Hal ini berarti bahwa kita harus berusaha untuk melaksanakan semua karya kita sebaik mungkin. Dalam praktek kita akan mengalami tantangan. Hal ini lumrah. Akan lebih buruk, bilamana kita di kemudian hari harus mendengar, bahwa kita tidak memiliki semangat Pedagogie Chretienne (Roh Yang Menggerakkan, hal. 20).

Dalam semangat akan pandangan kondisi dunia saat ini, konggregasi JMJ memupuk semangat dan karakter pada 9 Nilai/Karakter dasar yang digali dari Spiritualitas yang diperjuangkan oleh pendiri Societas JMJ yang sekaligus sebagai nilai-nilai yang dihidupi oleh semua yang terlibat dalam karya pelayanan JMJ.

Karakter ini yang dipupuk pada semua bidang pelayanan dan terus digaungkan untuk diimplementasikan tiap waktu oleh seluruh pihak yang terlibat.

Kehadiran Konggregasi JMJ di Indonesia dimulai pada Tanggal 2 Mei 1898, 6 (enam) suster JMJ, missionaris-I tiba di Indonesia. Tanggal 7 Juli 1898, para suster menuju Minahasa, Sulawesi Utara.

Tujuan, berkarya di bidang pendidikan, terutama untuk mendidik dan mengangkat harkat para perempuan Katolik dan anak-anak yang miskin, yang pada waktu itu belum memperoleh kesempatan sejajar dengan kaum pria.

Karya Konggregasi JMJ tidak lepas dari perintisan panjang oleh Suster Suster Pertama, yang dengan gigih dan penuh ke-ikhlasan merintis karya ini. Suster-suster Pertama (Perintis Indonesia):

  • Sr. Boniface Meyer
  • Sr. Basilissa Heister
  • Sr. Wenceslas Te Poel
  • Sr. Dositehea Schambergen
  • Sr. Josephie Van den Berg
  • Sr. Laetitia Loonen

Keenam Suster Missionaris inilah yang membuka karya Konggregasi JMJ, yang hingga kini berkembang di beberapa Keuskupan di Indonesia

  • 1898 di Sulut – Pendidikan 1910
  • 1927 di Makassar (Pendidikan – Rajawali)
  • 1939 – Kesehatan (Stella Maris)
  • 1947 – Toraja – Makale
  • 1969 – Kendari
  • 1971 – Palopo

Saat ini anggota Konggregasi JMJ seluruh Indonesia mencapai 300 suster. Untuk Provinsi Makassar terdapat 105 suster dan yang aktif berkarya 88 suster. Mereka terus berkarya dengan melayani dan mewujudkan kasih.